Banyak investor pemula merasa sudah cukup aman menyimpan aset kripto di platform exchange seperti Bitget, Indodax, Tokocrypto, dan lainnya. Namun, faktanya, menyimpan kripto di exchange untuk jangka panjang bisa menimbulkan risiko besar yang sering diabaikan.
1. Risiko Exchange Di-Hack
Exchange adalah target utama para peretas karena mereka menyimpan dana pengguna dalam jumlah besar. Ketika sebuah exchange diretas, aset kamu yang tersimpan di sana bisa hilang.
Contoh kasus:
- MT. Gox (2014): 850.000 BTC raib.
- FTX (2022): Platform bangkrut dan pengguna kehilangan akses.
2. Akses Bukan Milikmu
"Not your keys, not your crypto."
Kalau wallet kamu berada di exchange, kamu tidak memegang private key. Artinya, kamu sepenuhnya bergantung pada pihak ketiga.
3. Risiko Regulasi dan Penutupan
Pemerintah bisa saja membuat aturan yang membekukan atau melarang operasi exchange. Hal ini bisa berujung pada hilangnya akses ke aset kripto kamu.
4. Risiko Kebangkrutan
Exchange bukan tidak mungkin bangkrut. Contohnya FTX, di mana banyak investor tidak bisa mengakses aset mereka.
Solusi: Gunakan Wallet Pribadi
Untuk penyimpanan jangka panjang, gunakan wallet pribadi seperti:
Penutup
Menyimpan kripto di exchange memang praktis untuk trading, tapi untuk investasi jangka panjang, jauh lebih aman menggunakan wallet pribadi agar terhindar dari risiko besar yang tidak terduga.
setuju banget, not your key not your coin
BalasHapuspenting banget jaga seed phrase, jgn disimpan di hp atau email
BalasHapusselama ini gue pikir aman-aman aja nyimpen di exchange 😅
BalasHapuswallet phantom bagus
BalasHapusHalo bang
BalasHapusGillar hur du förklarar allt på ett enkelt sätt Det känns mindre komplicerat att investera nu.
BalasHapusMantap bang
BalasHapusBetul bang, banyak orang kehilangan uang di exchange
BalasHapus