Investasi crypto memang semakin populer, tapi banyak pemula yang justru salah langkah. Padahal, dunia crypto itu penuh risiko dan butuh strategi matang. Kalau asal ikut tren, bisa-bisa bukannya untung, malah boncos.
1. FOMO (Fear of Missing Out)
Banyak pemula langsung beli aset karena takut ketinggalan momen. Harga naik sedikit, langsung FOMO. Padahal, tanpa riset, potensi rugi jauh lebih besar.
2. Tidak Mengerti Apa Itu Blockchain
Banyak yang investasi crypto tapi nggak paham teknologi di baliknya. Blockchain adalah dasar dari semua aset digital. Kalau nggak ngerti cara kerja dasarnya, bisa salah ambil keputusan.
3. Menaruh Semua Uang di Satu Koin
Kesalahan klasik: all-in di satu koin. Misalnya cuma beli Bitcoin atau meme coin. Diversifikasi itu penting, supaya risiko nggak numpuk di satu tempat.
4. Mengabaikan Keamanan Wallet
Banyak pemula simpan semua aset di exchange tanpa pakai wallet pribadi. Padahal, exchange bisa kena hack. Pakai wallet pribadi jauh lebih aman.
5. Tidak Punya Rencana Investasi
Masuk crypto cuma ikut-ikutan, tanpa target jelas. Mau trading? Mau investasi jangka panjang? Kalau nggak jelas, akhirnya bingung sendiri pas harga turun naik.
6. Overtrading
Setiap harga bergerak sedikit, langsung panik jual atau beli. Ini bikin biaya fee membengkak dan hasilnya malah rugi.
7. Percaya 100% pada Influencer
Banyak pemula beli aset hanya karena influencer bilang "to the moon". Ingat, mereka juga bisa salah. Selalu lakukan riset sendiri (DYOR).
8. Tidak Siap Mental Hadapi Volatilitas
Harga crypto bisa naik 20% dalam sehari, besoknya turun 30%. Kalau mental nggak siap, gampang panik dan salah ambil keputusan.
Kesimpulan: Investasi crypto bisa menguntungkan, tapi jangan sampai terjebak dalam kesalahan klasik ini. Pahami risikonya, kelola uang dengan bijak, dan selalu belajar sebelum mengambil keputusan.