Apa Itu Dividen Saham? Cara Mendapatkan Penghasilan Pasif dari Investasi

Saya mulai investasi bukan karena ingin kaya mendadak, tapi karena ingin hidup lebih tenang.
Saya lelah dengan ketidakpastian. Harga barang naik, gaji tetap, dan setiap akhir bulan terasa seperti lomba bertahan hidup.

Itulah momen ketika saya sadar:
uang tidak cukup hanya disimpan uang perlu dikelola dan dikembangkan.
Saya bukan ahli, bukan ekonom, bukan lulusan keuangan. Saya hanya seseorang yang ingin masa depan sedikit lebih pasti. Dan di sinilah perjalanan saya dimulai.

Investasi Bukan Soal Cuan Cepat
Banyak orang masuk dunia investasi dengan mimpi besar: cepat kaya, pensiun muda, hidup bebas finansial. Tapi semakin lama saya belajar, semakin saya sadar… investasi bukan lomba lari. Ini maraton.
Lambat, panjang, kadang membosankan tapi kalau dilakukan dengan benar, hasilnya bisa luar biasa.

Ilustrasi: pembagian dividen kepada investor

Mengenal Dividen: Sahabat Terbaik Investor
Satu konsep yang sangat mengubah cara saya berpikir tentang investasi adalah: dividen.

Buat kamu yang belum familiar, dividen itu bisa dibilang sebagai “bagi hasil” dari perusahaan.
Kalau kamu punya saham suatu perusahaan, dan perusahaan itu untung, mereka bisa membagikan sebagian labanya ke para pemegang saham. nah, uang itu masuk ke rekening kamu itulah dividen.

Dividen = Penghasilan Pasif
Yang membuat dividen begitu menarik buat saya adalah: kita tidak perlu jual saham untuk dapat uang.
Bayangkan kamu punya 1.000 lembar saham dari perusahaan yang rajin bagi dividen. Setiap bulan (atau kuartal), kamu akan menerima transfer uang tanpa perlu melakukan apa-apa.

Bayangkan: kamu tidur, bangun dan uang sudah masuk. Itulah kekuatan dividen.
Saya pertama kali merasakan dividen dari saham AGNC. Bukan angka besar, tapi cukup untuk bikin saya senyum. Rasanya seperti: Hei, uang ini datang karena keputusan cerdas yang saya ambil beberapa waktu lalu.
Dan dari situ, saya tahu: saya ingin lebih banyak aset yang bisa membayar saya, bukan hanya berharap naik harga.

Dividen dan Mentalitas Jangka Panjang
Dividen juga mengajarkan saya untuk tidak panik saat harga saham turun.
Karena meskipun harga turun, kalau dividennya tetap jalan, artinya perusahaan masih sehat. Dan saya masih dapat pemasukan rutin.
Banyak investor pemula hanya fokus ke “harga sekarang.” Tapi dengan memegang saham dividen, fokus saya berubah:
Apakah perusahaan masih menghasilkan?
Apakah mereka konsisten bagi hasil?
Apakah model bisnisnya berkelanjutan?
Kalau jawabannya ya, maka saya tenang. Saya tidak menjual. Saya malah tambah.

Menggabungkan Dividen dan Aset Lain
Tentu saya tidak hanya investasi di saham dividen.
Saya juga punya kripto (seperti GRT) yang saya anggap sebagai aset pertumbuhan. Tapi pola pikirnya beda.
GRT = saya beli untuk masa depan, potensi jangka panjang
AGNC = saya beli untuk pendapatan sekarang, dividen bulanan
Gabungan dua aset ini memberi saya keseimbangan:
Satu kaki di stabilitas, satu kaki di pertumbuhan.
Saya tidak harus milih antara “main aman” atau “main berani.” Saya bisa lakukan keduanya, dengan porsi yang tepat.

Refleksi: Bukan Tentang Besar, Tapi Konsisten
Saat saya pertama kali mulai, saya hanya bisa sisihkan Rp100.000 per bulan. Rasanya kecil, tidak signifikan. Tapi seiring waktu, saat saya lihat akumulasi aset, portofolio kecil itu mulai tumbuh. Bukan karena tiba-tiba cuan besar, tapi karena saya konsisten.
Dan saat portofolio itu mulai membayar saya (lewat dividen), saya tahu saya berada di jalur yang benar.

Penutup:
Kamu Tidak Harus Tahu Semuanya untuk Memulai
Banyak orang takut mulai karena merasa belum paham sepenuhnya.
Tapi kebenarannya adalah tidak ada investor yang tahu segalanya.

Yang penting:
Mulai dari yang kamu punya
Pilih aset yang kamu pahami
Bangun kebiasaan, bukan obsesi cuan
Dividen bukan sekadar uang masuk tapi bukti bahwa keputusan masa lalu kamu mulai membuahkan hasil hari ini.
Kalau kamu membaca ini dan sedang bingung mulai dari mana, ingat: langkah pertama tidak harus besar. Yang penting, kamu melangkah

follow kami:

Instagram Facebook X/Twitter

2 Komentar

  1. cara hitungnya bagaimana bany?

    BalasHapus
  2. cara hitung devidennya bagaimana sih, gua masih bingung

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama
© 2025 Financial Freedom Journey. All rights reserved.